√ Biaya Tes HIV di Puskesmas 2023 : Alasan, Prosedur & Risiko

Biaya Tes HIV di Puskesmas – Virus Human Immunodeficiency atau HIV adalah jenis virus yang memiliki kemampuan untuk merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika jumlah sel tersebut menurun karena kerusakan, maka tubuh akan rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya.

Seperti yang diketahui, infeksi HIV merupakan penyakit yang berbahaya, bahkan dapat berakibat fatal dalam beberapa kasus. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi setiap individu, terutama mereka yang berisiko terkena penyakit ini, untuk melakukan tes HIV secara rutin.

Saat ini, tes HIV dapat dilakukan di berbagai tempat pelayanan kesehatan, termasuk di puskesmas. Namun, setiap puskesmas di Indonesia memiliki kebijakan harga dan jasa pelayanan yang berbeda saat melakukan tes HIV.

Oleh karena itu, jika Anda berencana untuk melakukan tes HIV di puskesmas terdekat, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu besarnya biaya yang diperlukan. Pada kesempatan ini, kami akan menjelaskan secara detail mengenai rincian biaya tes HIV di puskesmas, baik untuk pasien umum maupun pasien BPJS.

Apa Itu Tes HIV?

Sumber gambar: KlikDokter

Tes HIV adalah metode yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang telah terinfeksi oleh virus Human Immunodeficiency (HIV) atau tidak. Biasanya, tes ini melibatkan pemeriksaan sampel darah, urin, atau cairan mulut.

Selain digunakan untuk diagnosis, tes HIV juga memiliki manfaat dalam mengurangi risiko penularan virus kepada orang lain. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjalani tes HIV guna menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh.

Alasan Tes HIV

Sumber gambar: Parapuan

Perlu diketahui, tes HIV sangat dianjurkan bagi wanita hamil. Hal ini memiliki alasan yang kuat, mengingat wanita hamil berpotensi menularkan virus HIV kepada bayi mereka selama masa kehamilan, persalinan, atau menyusui.

Rekomendasi untuk menjalani tes HIV ini didasarkan pada beberapa faktor dan alasan tertentu. Sebelum membahas biaya tes HIV di puskesmas lebih lanjut, penting untuk memahami alasan-alasan mengapa tes HIV perlu dilakukan.

Berikut adalah beberapa alasan yang mendasari pentingnya menjalani tes HIV:

  1. Pernah melakukan hubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
  2. Menggunakan obat melalui suntikan (intravena), seperti steroid, hormon, atau silikon.
  3. Telah didiagnosis menderita infeksi menular seksual (IMS), seperti hepatitis atau sifilis.
  4. Sedang hamil atau berencana untuk hamil.
  5. Menggunakan jarum suntik yang sama dengan orang lain.

Jenis Tes HIV

Sumber gambar: Lifepal

Tes HIV dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu tes antibodi yang mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap infeksi HIV, dan tes yang mendeteksi keberadaan virus HIV dalam tubuh. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Tes Antibodi

Tes antibodi adalah jenis tes yang digunakan untuk mendeteksi antibodi HIV dalam darah. Antibodi HIV adalah protein yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi HIV.

Umumnya, orang akan memiliki cukup antibodi untuk memberikan hasil tes positif dalam rentang waktu tiga hingga 12 minggu setelah terinfeksi HIV. Tes antibodi dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:

  • ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay): Tes awal untuk mendeteksi antibodi HIV.
  • IFA (immunofluorescence antibody assay): Tes ini digunakan untuk mengonfirmasi hasil tes ELISA. IFA menggunakan pewarna fluoresens untuk mengidentifikasi keberadaan antibodi HIV dengan bantuan mikroskop beresolusi tinggi.
  • Western Blot: Tes yang digunakan untuk mengonfirmasi hasil tes ELISA. Tes ini melibatkan pemisahan protein antibodi HIV yang diekstraksi dari sel darah. Namun, saat ini Western Blot jarang digunakan sebagai tes HIV.

2. Tes PCR (polymerase chain reaction)

Jika hasil tes antibodi masih meragukan, tes PCR dapat dilakukan. Tes ini digunakan untuk mendeteksi RNA atau DNA HIV dalam darah. PCR dilakukan dengan memperbanyak fragmen DNA melalui reaksi enzim.

3. Tes Kombinasi Antibodi-Antigen (Ab-Ag Test)

Tes ini hanya tersedia melalui penyedia layanan kesehatan dan harus dilakukan di laboratorium. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi antigen HIV yang dikenal sebagai p24, serta antibodi HIV-1 atau HIV-2.

Dengan mendeteksi antigen p24, keberadaan virus HIV dapat terdeteksi lebih awal sebelum antibodi HIV diproduksi oleh tubuh. Biasanya, tubuh memerlukan waktu 2-6 minggu untuk memproduksi antigen dan antibodi sebagai respons terhadap infeksi.

Sebelum dan setelah tes HIV, penting untuk mengikuti VCT (Voluntary Counselling and Testing) atau konseling dan tes HIV secara sukarela. Layanan ini bertujuan untuk memberikan dukungan dalam pencegahan, perawatan, dan pengobatan bagi penderita HIV/AIDS. VCT dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau klinik yang menyediakan layanan VCT.

4. Tes Serologi

Untuk tes HIV dengan metode serologi, terdapat tiga jenis tes yang direkomendasikan, yaitu tes darah cepat, tes ELISA, dan tes Western Blot.

  • Tes darah cepat: Tes ini digunakan untuk mendeteksi antibodi HIV-1 dan HIV-2. Hasilnya dapat diperoleh dalam waktu sekitar 20 menit.
  • Tes ELISA: Tes ini digunakan untuk mendeteksi antibodi HIV-1 dan HIV-2 menggunakan metode ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay). Sampel darah diambil dan diperiksa di laboratorium.
  • Tes Western Blot digunakan untuk konfirmasi hasil positif pada tes ELISA. Tes ini dilakukan setelah hasil ELISA menunjukkan positif HIV.

Biaya tes serologi untuk pemeriksaan HIV dapat bervariasi tergantung pada jenis tes yang dilakukan dan kebijakan masing-masing rumah sakit atau klinik. Untuk mendapatkan informasi yang lebih pasti, disarankan untuk menanyakan langsung kepada rumah sakit atau klinik terkait.

Prosedur Tes HIV di Puskesmas

Sumber gambar: DKT Indonesia

Selain membayar biaya tes HIV di puskesmas, pasien juga diharuskan mengikuti seluruh rangkaian prosedur pelaksanaannya. Tes HIV di puskesmas umumnya dilakukan dengan mengambil sampel darah, sehingga tidak memerlukan prosedur khusus bagi pasien.

Meskipun demikian, dokter dapat memberikan konseling sebelum dan setelah tes untuk membahas beberapa hal terkait pemeriksaan HIV. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah prosedur tes HIV di puskesmas:

  1. Tenaga medis di puskesmas akan mengambil sampel darah dengan menggunakan jarum dari pembuluh darah vena di lengan pasien.
  2. Setelah jarum dimasukkan, darah akan ditampung dalam tabung khusus.
  3. Pasien mungkin akan merasakan sedikit nyeri saat jarum dimasukkan atau ditarik keluar.
  4. Terakhir, pasien hanya perlu menunggu hasil tes laboratorium, apakah hasilnya positif atau negatif untuk HIV.

Syarat Pemeriksaan HIV di Puskesmas

Sebelum melakukan tes HIV di puskesmas, penting bagi Moms untuk mengetahui persyaratan yang harus dipenuhi. Berikut adalah beberapa persyaratan yang perlu dipahami oleh setiap pasien, seperti yang dikutip dari situs Puskesmas Sangkrah Surakarta:

  1. Kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) atau BPJS Kesehatan.
  2. Kartu Tanda Penduduk (KTP).
  3. Kartu Identitas Berobat (khusus bagi pasien lama).
  4. Surat Keterangan Domisili (untuk mereka yang tidak memiliki JKN-KIS).

Baca juga: Biaya Operasi Lepas Pen 2023: Alasan, Prosedur, Perawatan.

Biaya Tes HIV di Puskesmas

Sumber gambar: Kredit Pintar

Jika dibandingkan dengan biaya cek golongan darah di puskesmas, biaya pengecekan HIV sedikit lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh analisis laboratorium yang harus dilakukan terhadap sampel darah pasien menggunakan peralatan khusus. Untuk menghilangkan rasa penasaran, berikut ini adalah rincian biaya tes HIV di puskesmas, baik untuk pasien umum maupun pasien BPJS.

Pasien Umum

Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Malang, dan lain-lain, pasien umum akan dikenakan biaya administrasi pendaftaran terlebih dahulu. Biasanya, biaya pendaftaran tersebut berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 20.000.

Selain itu, pasien juga diharuskan membayar biaya tes HIV di puskesmas sekitar Rp 70.000 hingga Rp 80.000. Perlu diingat bahwa harga atau tarif pelayanan ini dapat bervariasi tergantung pada kebijakan masing-masing puskesmas.

Pasien BPJS

Keuntungan bagi pasien yang merupakan peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) atau BPJS adalah mereka tidak dikenakan biaya apa pun alias gratis saat menjalani tes HIV di puskesmas. Namun, pasien juga harus memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan oleh puskesmas.

Risiko Tes HIV di Puskesmas

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut adalah beberapa risiko atau efek samping yang mungkin timbul setelah menjalani tes HIV di puskesmas melalui analisis sampel darah di laboratorium:

  1. Pusing atau sakit kepala.
  2. Munculnya memar kecil atau hematoma di sekitar area suntikan.
  3. Rasa nyeri dan kelemasan pada lengan.
  4. Kemungkinan terjadinya infeksi pada area suntikan.

Meskipun risiko-risiko ini mungkin terjadi, penting untuk diketahui bahwa tes HIV di puskesmas umumnya merupakan prosedur yang aman. Jika pasien mengalami gejala yang mengkhawatirkan atau efek samping yang berkepanjangan setelah tes, disarankan untuk segera menghubungi tenaga medis yang bertanggung jawab.

Baca juga: Biaya Pasang KB Implan di Puskesmas: Pasien Umum & BPJS.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya total untuk pengecekan HIV di puskesmas terdiri dari beberapa komponen, termasuk biaya administrasi pendaftaran dan biaya tes laboratorium. Selain itu, besaran biaya ini dapat bervariasi di berbagai wilayah, tergantung pada kebijakan masing-masing puskesmas.

Demikianlah penjelasan dari Biayaharga.com mengenai rincian biaya tes HIV di puskesmas, baik untuk pasien umum maupun pasien peserta BPJS. Kami berharap informasi di atas bermanfaat dan dapat memberikan gambaran saat Anda ingin menjalani rangkaian tes HIV di puskesmas terdekat.

Photo of author

Abbas

Saya, Abbas, gemar mengamati harga barang dan suka menghemat uang sejak kecil. Kini, sebagai penulis blog, saya berbagi tips tentang harga dan biaya.